Selasa, 06 November 2018

7 Jenis Varietas Pohon Jati yang Tumbuh di Indonesia

Jenis-jenis Pohon Jati di Indonesia - Pohon jati adalah salah satu jenis pohon yang banyak tumbuh di indonesia terutama pulau jawa, kalimantan, sumatra, sulawesi dan papua. Memiliki kualitas tinggi dibandingkan dengan jenis kayu lain, tidak heran jika harga kayu jati memiliki harga lebih mahal dibanding harga kayu lainya.


Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (തേക്ക്) dalam bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f. (Sumber: Wikipedia)

Kayu jati sering dijadikan sebagai bahan baku produksi furniture. Salah satunya adalah furniture jepara, yang mana sebagian besar furniture-nya terbuat dari kayu jati dan sisanya adalah kayu mahoni dan kayu suar. Jika Anda jalan-jalan ke jepara akan banyak Anda temukan toko mebel jepara yang menjual mebel berbahan dasar jati.

Varietas Pohon Jati Di Indonesia

varietas jenis pohon jati

1. Jati Unggul

Pohon jati jenis ini adalah produk dari kloning bibit induk yaitu berupa pohon jati plus atau jati elit. Adapun pohon jati plus memiliki eunggulan sebagai berikut :
  • Memiliki pertumbuhan yang lumayan cepat,
  • Memiliki batang tinggi dan ukuran besar,
  • Bentuk pohon jati ini lebih tumbuh lurus jika dibanding dengan pohon jati jenis lainya
Pohon-pohon jati plus atau elit yang digunakan sebagai bibit yang dikloning untuk menghasilkan jati unggul ini, bibit tersebut diambil dari pohon-pohon yang terbaik yang merupakan hasil seleksi Perum Perhutani sejak tahun 1982, di Cepu, Jawa Tengah. 

Adapun pohon jati jenis jati plus dijadikan media untuk proses penglkoningan agar menghasilkan jenis jati unggulan ini. Pada tahun 1982, Cepu Jawa Tengah, Peru Perhutani memilih bibit terbaik yang telah dilakukan penelitian sebelumnya. Yang mana kemudian hasilnya dijadikan sebagai penanaman bibit melalui pembiakan vegetative mikro (kultur jaringan) atau tissue culture.

2. Jati Super
Pohon Jati ini merupakan tanaman impor dari malaysia, tetapi menurut Siahaan (2001) asal asli bibit pohon ini dari klon jati super Thailand, yang kemudian dilakukan penelitian di negara malaysia dengan cara mendatangkan biji-biji dari ratusan pohon jati yang dari berbagai Negara, seperti Thailand, Indonesia, India, afrika kemudian ditanam dilokasi seluas 440 ha. Dari 440 ha jati ini kemudian dilakukan filter hingga mendapatkan 33 pohon yang pertumbuhannya luar biasa cepat jika dibandingkan dengan pohon lainnya.

Dalam jangka waktu 15 tahun, 33 pohon jati tersebut garis tengahnya sudah mencapai 35-40 cm, tinggi 20 meter, dab percabangannya diatas 6 meter. Dengan demikian, 33 pohon ini dijadikan sebagai pohon jati induk untuk menghasilkan bibit jati unggul melalui tekhnik cloning dengan nama jati super. keunggulan jati super ini dibandingkan dengan jati biasa dari jenis pohon-pohon jati yang dibudidaya oleh pekebun daerah Jawa yang berasal dari biji adalah sebagai berikut :

Pertumbuhan tanaman lebih seragam (99%) sedangakan jati asal bibit dari biji hanya 20%.
Bibit lebih tahan penyakit.
Tingkat pertumbuhan per tahun lebih cepat.
Bentuk batang lebih lurus dan percabangan sedikit.
Biaya perawatan lebih rendah dan perawatan lebih sederhana.
Bibit bebas dari kontaminasi HPT(hama dan penyakit tanaman).

3. Jati Solomon

Jati ini juga dikenal dengan nama Jati Jumbo oleh kalangan pekebun jati di pulau Jawa, jati solomon merupakan jenis jati yang dikembangkan di Kepulauan Solomon yang merupakan negara di sebelah timur Papua Nugini. Adapun beberapa ciri Khas Jati Jumbo antara lain :

Daun cukup lebar, namun sedikit tebal dan kuat.
Pohonnya tumbuh lurus ke atas.
Pasangan daun serasi, berwarna hijau kebiruan.
Memiliki batang tegak lurus, bulat besar.
Sedangkan kelebihan jati varian ini adalah :
Memiliki batang yang tahan penyakit.
mampu tumbuh cepat sehingga ditahun tanam ke 7 – 12 tahun jati ini sudah bisa dipanen, luar biasa bukan.
relatif sedikit percabangan.
pucuk batang kuat.
batang juga jarang patah karena badai atau hama sehingga daya tahannya luar biasa.

4. Jati Emas

Jenis jati ini merupakan salah satu alternative dari jati solomon yang saya jelaskan diatas, karena sama2 mempunyai kecepatan tumbuh yang bagus, jati ini merupakan bibit unggul hasil teknologi kultur jaringan dengan induk tanaman yang berasal dari Myanmar. Jati emas ini sudah ada sejak tahun 1980 di tanam secara luas di Myanmar dan Thailand. Sementara itu, penanaman jati emas di Malaysia secara meluas dilakukan pada tahun 1990 dan di Indonesia dimulai pada tahun 1996 dengan penanaman jati emas hingga 1 juta pohon didaerah indramayu, Jawa Barat. adapun kelebihan jati emas adalah :

Pertumbuhan batang pohon yang cepat, untuk perbandingan, tanaman jati emas berumur 5-7 tahun sudah mempunyai batang denagn diameter 27 cm dan tinggi pohon sekitar 16 meter. Pada umur yang sama, jati bias (konvensional), diameter batangnya baru sekitar 3,5 cm dan tinggi pohonnya sekitar 4 m.
batang lurus dan jarang bengkokan pada batang pohon.
Masa panen antara 7-15 tahun.
sedangkan kekurangan pohon jati dengan varietas ini adalah :
harga kayu lebih murah daripada jati Perhutani.
tingkat pori2 batang pohon yang tinggi jadi kekuatannya pun tidak sekuat pohon jati perhutani
kadar air juga tinggi.
Gubal kayu juga lebih tebal dari varietas ajti lainnya.

5. Jati Biotropika

sebetulnya jati ini bukan varian baru, tapi untuk menambah wawasan para pekebun baru saja, kalau Jati ini hanya memiliki jenis yang sama dengan jati emas tetapi di branding dengan nama yang berbeda, untuk sejarahnya jati ini merupakan jati hasil produksi yang dikembangkan bersama antara Seameo Biotrop dan PT PPA Agricola. pengembangan jati biotropika untuk pertama kalinya berasal dari tunas mikro steril dari jati unggul milik Seameo Biotrop yang diberi merek dagang jati emas. Jadi, jati emas dan jati biotropika sebenarnya berasal dari satu klon yang sama, yang membedakkan merek dagangnya saja. Munculnya jati biotropika lebih disebabkan permintaan pasar yang begitu besar terhadap bibit jati luhur kultur jaringan, sehingga ceruk pasar yang ada tersebut dimanfaatkan oleh produsen jati biotropika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar